Headlines News :
Home » » Bir Jawa, Minuman Para Raja

Bir Jawa, Minuman Para Raja

Written By Unknown on Saturday 13 October 2012 | 11:40

bogorgeulis.com Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tidak hanya dikenal dengan tempat-tempat wisatanya yang indah seperti Candi Ratu Boko, Gunung Merapi, Pantai Parang Tritis, atau Kraton Ngayogyakarta yang sudah tidak asing lagi bagi wisatawan domestik atau mancanegara. Di sini juga tersimpan pesona kuliner yang memikat. Khususnya makanan khas yang menjadi santapan raja-raja keraton, yang menjadi kersanan ndalem SriSultan HB VII, VIII, hingga sekarang. 

Perpaduan antara kuliner Barat dan Jawa sangat kental. Sebut saja seperti “Selada Huzar”, merupakan makanan pembuka yang dipengaruhi cita rasa eropa yang terdiri dari wortel, buncis, timun, bawang merah, hingga kentang goreng. Lalu ada “Manuk Enom” adalah sebutan untuk puding tepe ketan hijau. Juga “Bendul”, kudapan yang dengan bahan dasar ketela pohon yang dicampur dengan kelapa muda yang dipanggang sebelum disajikan. Selain itu ada “Sekul Golong”, yang terdiri dari nasi bulat (golong), jangan menir, pecal ayam, telur, dan trancam. 

Meski demikian, ada pula kersanan ndalem yang hingga sekarang menjadi menu masakan masyarakat, seperti bobor komplet, gudeg, dan opor ayam. 

Para raja dahulu ternyata sangat menyukai kuliner, bahkan gemar memasak sendiri, seperti halnya Sri Sultan Hamengku Buwono IX. Hal ini bertujuan untuk menyenangkan dan mendidik putra-putrinya dan para istri, baik di dalam keraton (di Gedong Jene) maupun di luar keraton di Pasanggrahan ndalem Ngeksi Gondo di Kaliurang. 

Perlu diketahui, warisan kuliner ini berasal dari dapur Kasultanan Ngayogyakarta yang sudah berdiri sejak 1755 itu. Rempah-rempah Jawa menjadi unsur kuat cita rasa menu keraton. 

Tidak cukup hanya di makanan, Kasultanan Yogyakarta juga memiliki jenis minuman yang unik. Diantaranya yaitu Bir Jawa. Bir Jawa adalah salah satu minuman khas kesukaan Sultan dan keluarga Keraton Kasultanan Yogyakarta. Bir ini merupakan minuman penghangat, dan tidak mengandung alkohol. Minuman ini sudah ada sejak kepemimpinan Sri Sultan Hamengkubuwono VIII yang memerintah sejak 1921-1939. 

Bir Jawa terinspirasi dari minuman beralkohol yang biasa diminum warga Belanda yang tinggal di Yogyakarta. Sultan pun berinisiatif membuat minuman penghangat, tetapi tidak membuat mabuk karena non-alkohol. Minuman berwarna kuning itu diramu dari berbagai rempah-rempah seperti serai, kulit kayu secang, kayu manis, kapulaga, jeruk nipis, cengkeh, dan jahe. 

Agar tampilanya menyerupai bir sunguhan, biasanya sebelum disajikan, minuman ini dikocok dulu agar menimbulkan buih. Warnanya pun kemerahan. Minuman ini rasanya sangat segar bila disajikan dalam keadaan dingin, namun juga nikmat dinikmati saat hangat karena bisa menghangatkan tubuh dan juga menyehatkan. 

Konon minuman ini adalah sebagai suatu tandingan terhadap keberadaan minuman bir yang dibawa dan diperkenalkan oleh orang-orang Belanda pada masa kekuasaan kolonial dulu. Orang Belanda mengatakan bahwa dengan minum bir—yang tentunya beralkohol—akan membuat badan terasa segar. Oleh karena itu orang Jawa tidak mau kalah, dan membuat bir (bir Jawa) yang rasanya tidak kalah menyegarkan.(teg)

Foto: flickr.com/ ultramicroscopic.wordpress.com
Share this article :

0 comments:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Bogor Geulis - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Mas Template