Headlines News :
Home » » Si Bunga Cempaka, Sinden Sunda

Si Bunga Cempaka, Sinden Sunda

Written By Unknown on Wednesday 17 October 2012 | 08:51

Sunda memiliki sinden terkenal di 1950 sampai 1960-an. Namanya, Upit Sarimanah. 

Upit Sarimanah adalah penyanyi dan sinden tradisional Sunda. Ia dijuluki "Si Bunga Cempaka". Memang, sejak kecil, perempuan yang lahir 16 April 1928 di Sadang, Purwakarta ini sudah memperlihatkan bakat menyanyi. 

Upit Sarimanah yang memiliki nama asli Suryamah, saat berusia tujuh tahun sudah berani tampil di depan umum. Sejak itu, orang sudah menduga, gadis kecil berkulit hitam manis itu, suatu saat bisa menjadi pesinden terkenal. Apalagi dirinya juga bernyanyi di Radio Nirom, sebuah radio milik Belanda yang berada di Bandung. 

Namanya makin menanjak setelah tahun 1950 bergabung dengan Kliningan Seni Sunda RRI Studio Jakarta pimpinan R. Tuteng Djohari. Tetapi di luar itu, ia juga menjadi pesinden dalam pargelaran wayang golek. Beberapa dalang yang kerap menyertainya antara lain Tjakra Hudaja dan Barnas Somantri. 

Upit bukan saja memiliki suara emas tetapi paras yang hitam manis. Ketika tampil, dirinya berpakaian kain dan kebaya. Beberapa lagunya yang popular saat itu antara lain: Sedih Prihatin, Bajin Luncat, Sakadang Kuya jeung Monyet, dan Kukup. Beberapa lagunya yang direkam perusahaan piringan hitam Dimita Moulding Industries seperti Nampi Ondangan Gupaj Pileuleujan (Mang Koko), Badjing Luntjat (Kosaman Djaja), Hariring nu kungsi Njandung (Mang Koko/S. Winarja), Mapaj Laratan Kek Paeh Tablo (NN), Karyawan Elodan (Upit Sarimanah), Tautjo Tjiandjur (Moch. Jasin), Modjang ( Upit Sarimanah), Bangbung Ranggaek (Kosaman Djaja), dan Njoreangka Tukang. Selain itu, Upit juga pernah memimpin "Gamelan Siliwangi". 

Banyak yang tergila-gila dengan suara melengking-lengkingnya Upit Sarimanah sehingga saat siarannya berlangsung setiap Ahad pagi, Museum Nasional selalu ramai pengunjung. Tidak jarang para penontonnya bertepuk tangan riuh. Penggemarnya ada yang dari Bandung. Saking banyaknya penggemar yang datang, saat menyanyi Upit duduk di bangku khusus yang letaknya lebih tinggi dari dalang dan para pemain tetabuhan. Bahkan ketenaran sinden ini melebihi ketenaran dalangnya sendiri. 

Namun Upit adalah pesinden yang serba bisa. Karena ia juga pernah belajar lagu-lagu keroncong, ia merambah ke dunia seni di luar seni Sunda. Ia tampil sebagai penyanyi keroncong, bahkan pernah menyanyi untuk Orkes Simponi Jakarta pimpinan Iskandar bersama dengan penyanyi-penyanyi lainnya seperti Bing Slamet, Sam Saimun dan lainnya. Yang lebih hebat lagi, ia pernah main film bersama Rima Melati dalam Kasih tak Sampai, produksi Sarinande Film yang disutradarai Turino Djunaedi. 

Mencoba ke karir lain juga pernah dialami Upit, yaitu sebagai pegawai negeri sipil di RRI. Tetapi sukses kariernya sebagai pesinden dan penyanyi, tidaklah sejalan dengan kenyataan sebagai pegawai negeri, setelah selama 30 tahun mengabdi sebagai pegawai honorer ia baru diangkat menjadi pegawai negeri sipil RRI pada tahun 1980. Empat tahun kemudian ia menjalani masa pensiun. 

Entah mengapa tahun 1970 dirinya lebih memilih untuk pensiun dari sinden, untuk kemudian bergelut sebagai mubalighah. Hingga 11 Februari 1992, Upit Sarimanah menghembuskan nafasnya yang terakhir akibat serangan komplikasi ginjal, darah tinggi dan beberapa penyakit lainnya di di Rumah Sakit Al Afiah. 

Foto: pangaubankawihsundajawabarat.blogspot.com
Share this article :

0 comments:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Bogor Geulis - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Mas Template