Five Unique Bogor/
Apa yang ada dibenak anda tentang Bogor? Tentu banyak. Akan tetapi tahukah anda bahwa ada lima keunikan dari kota ini.
Hujan dan Petir Tertinggi
Ini menjadi satu kelebihan dari Bogor, yaitu memiliki curah hujan terbesar di Indonesia hingga petir tertinggi di dunia.
Bahkan, sebenarnya tidak ada musim kemarau di Bogor. Baik pagi, siang, maupun malam selalu saja bisa terjadi hujan meski itu di musim kemarau. Tetap ada hujan di musim kemarau dengan curah dibawah 150 milimeter. Meski pada biasanya di atas angka 150 milimeter.
Begitu juga dengan petirnya. Rata-rata per hari jumlah petir di Bogor terjadi lebih dari 100 kali.
Berdasarkan catatan dari data lightening detector, yaitu alat pencatat petir di Stasiun Klimatologi Dramaga Bogor, pada periode Januari hingga November 2011, telah terjadi 22.559 kali petir, angka tersebut dibawah jumlah pada 2010 yakni sebanyak 22.709 kali petir. Tingginya intensitas petir di Bogor karena dipengaruhi topografi Bogor yang dikelilingi sejumlah gunung yang memiliki ketinggian hingga ribuan kaki, seperti Gunung Halimun, Salak, Pangrango, dan Pancar. Dengan angka tersebut pantas jika Bogor memiliki aktifitas petir tertinggi di dunia.
Misteri Segitiga Bogor
Ini juga menjadi hal berbeda dari Bogor dengan wilayah lainnya. Yaitu misteri Segitiga Bogor.
Ada tiga gunung yang dianggap angker di masa Mataram Sultan Agung, yaitu Gunung Merapi, Gunung Slamet dan Gunung Halimun. Tetapi diantara ketiganya Gunung Halimun lah yang dianggap paling angker karena memiliki misteri luar biasa. Sampai saat ini banyak peristiwa jatuhnya pesawat di sekitar segitiga Gunung Halimun-Gunung Salak-Gunung Gede.
Daya energi ketiga gunung itu ada di Istana Cipanas, sekitar gedung yang dibangun Bung Karno namanya Gedung Bentol, tempat dimana Bung Karno selalu bermeditasi sejak dia menempati Istana Merdeka di tahun 1949. Sedangkan di belakang Gedung Bentol ada sumber air panas, yang merupakan energi dari Siliwangi.
Sedikit menilik sejarahnya. Waktu itu, Puteri Dyah Pitaloka yang kecantikannya serupa bidadari dan mewariskan kecantikan yang bisa dilihat pada gadis-gadis Bandung, Cianjur dan Sumedang, yang merupakan “Wahyu Nusantara” yang dimiliki kerajaan Pajajaran. Sehingga pernah Gadjah Mada ingin memilikinya, karena siapa yang menguasai Wahyu Nusantara dia akan menguasai Indonesia. Akhirnya penguasaan Wahyu Nusantara ini menimbulkan konflik. Seperti dengan cara Ken Arok yaitu menikahi puteri sang Raja. Di sisi lain, wahyu bisa diambil dengan cara menaklukkan Pajajaran dan membangun kerajaan Majapahit Barat di Pakuan.
Begitu pula, tanpa disengaja—menurut kepercayaan banyak orang—Bung Karno mengawini puteri Bandung , yaitu Inggit Garnasih yang ditengarai masih keturunan Raja Siliwangi dimana wahyu Nusantara bersemayam di tubuh Inggit Garnasih. Sementara Bung Karno keturunan langsung Brawijaya V.
Sementara ada kisah, Bandung adalah kota terakhir dimana Prabu Linggabuana menyucikan diri di danau Bandung sebelum berangkat ke Majapahit dan kelak beristirahat di Pesanggrahan Bubat. Namun kemudian datang Gadjah Mada dan terjadilah insiden pembunuhan dan pembantaian besar-besaran rombongan Pajajaran.
Sisa-sisa dari Laskar Perang Bubat melarikan diri ke Gunung Salak, sementara sisa-sisa dari punggawa Siliwangi yang diserang Banten lari ke Gunung Halimun. Tempat dimana seringnya pesawat menghilang, ini mirip dengan segitiga Bermuda dan segitiga Formosa.
Gunung Halimun dan Gunung salak ini mirip Gunung Lawu yang disucikan Majapahit, tak boleh ada yang melintasi diatasnya, burungpun bisa mati bila melewati satu titik tanah yang sakral.
Kebun Raya Bogor
Satu lagi yang menjadi kebanggaan dan hal berbeda dari Bogor adalah Kebun Raya Bogor.
Kebun Raya Bogor adalah sebuah kebun botani terbesar di nusantara yang terletak di Kota Luasnya mencapai 87 hektare dan memiliki 15.000 jenis koleksi pohon dan tumbuhan. Kebun raya ini juga termasuk tujuh kebun botani yang terkenal di dunia.
Kebiasaan Kampung Gadog
Jika ini termasuk keunikan dari Bogor.
Berbicara tentang kebiasaan, setiap tempat tentu memiliki kebiasaan masing-masing. Kebiasaan yang berlaku dalam bidang tertentu di suatu tempat, tentu memiliki perbedaan sekaligus juga mempunyai persamaan. Misalnya, kebiasaan mengurus jenazah. Pada umumnya, orang Islam di Indonesia mengurus jenazah dengan urutan utama memandikan, mewudukan, membungkus, menyolatkan, dan mengubur jenazah. Begitu pula urutan yang dilakukan masyarakat Sunda yang secara umum memeluk agama Islam. Namun, ternyata masyarakat Sunda – sebagaimana masyarakat lainnya – memiliki perbedaan-perbedaan yang berkaitan dengan kebiasaan masing-masing di setiap tempat.
Warga Kampung Gadog, Desa Pandanwangi, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor secara umum sama dengan masyarakat Sunda lainnya, baik dalam berbahasa maupun dalam beragama. Mereka termasuk orang Sunda sekaligus orang Islam. Dalam mengurus jenazah pun secara umum sama dengan masyarakat Sunda di tempat lain. Urutan pengurusan jenazah berdasarkan ajaran Islam sebagaimana dikemukakan di atas. Namun, mereka memiliki kebiasaan yang agak berbeda dengan daerah lain di tatar Sunda dalam tata cara mengurus jenazah. Dalam bagian-bagian tertentu agak lain.
Menjelang Ajal
Ketika seseorang menghadapi sakaratul maut, menjelang ajal, anggota keluarga (atau siapa pun) yang berada di dekatnya biasanya membimbing calon jenazah dengan membisikkan kalimat tahlil dan syahadat: la ilaha ilallah muhammadarrasulullah dan asyhadu alla ilaha ilallah wa asyhadu anna muhammadarrasulullah. Hal ini dilakukan dengan harapan si calon jenazah meninggal dalam keimanan dan keislaman.
Setelah Meninggal
Begitu calon jenazah resmi menjadi jenazah, penunggu atau pembimbing tahlilan dan syahadatan segera mengucapkan inna lillahi wa inna ilaihi roji’un sambil mengusapkan telapak tangan ke wajah jenazah untuk menutup mata dan mulutnya. Setelah itu, penunggu menutupkan (menyedekapkan) tangan jenazah dengan posisi tangan kiri di bawah dan tangan kanan di atas. Persis seperti sedekap ketika salat. Kemudian, penunggu menutup seluruh tubuh jenazah dengan kain panjang. Biasanya, tidak lama kemudian, jenazah dipindahkan ke ruangan yang lebih luas. Posisi jenazah adalah kaki sebelah selatan, kepala sebelah utara.
Memandikan dan Mewudukan Jenazah
Jenazah segera dimandikan oleh keluarga atau orang yang dipercaya (biasanya ustaz atau amil). Pemandian jenazah di Desa Gadog sebagaimana halnya pemandian jenazah secara umum seperti memandikan orang hidup. Dikatakan umum karena di daerah Majalaya jenazah dimandikan dengan air hangat dan sabun yang digunakannya harus sabun lempengan cap tangan.
Membungkus Jenazah
Agak berbeda dengan di daerah lain, di Desa Gadog jenazah tidak segera dibungkus. Pembungkusan segera dilakukan setelah ada tanda dari tempat penguburan yang menyatakan liang lahat sudah siap. Ini dimaksudkan agar jika masih ada kotoran yang keluar masih bisa dibersihkan dan jenazah diberangkatkan ke kuburan dalam keadaan betul-betul bersih. Jenazah dibungkus dengan kain kafan sepanjang 13 m yang kemudian dijadikan empat lembar. Yang agak berbeda dengan di derah lain, di Desa Gadog kepala jenazah memakai sorban seperti sorbannya Pangeran Diponegoro. Sebelum disalatkan, muka jenazah dibiarkan terbuka. Setelah liang lahat dinyatakan telah siap, barulah muka jenazah ditutup dengan secarik kain kafan. Penutup muka yang dipakai, sebelumnya didoai oleh anggota keluarga berdasarkan urutan umur atau tingkatan keluarga.
Menyolatkan Jenazah
Jenazah disolatkan dengan cara yang agak berbeda dengan di daerah lain. Di tempat lain, jenazah mungkin disalatkan beberapa kali karena orang yang melayat datang tidak bersamaan. Setiap orang secara bergantian, baik sendiri maupun berjamaah menyalatkan jenazah. Di Desa Gadog jenazah disalatkan hanya satu kali secara berjamaah karena ada “kewajiban” disalatkan di masjid. Karena itu, takpernah ada jenazah yang disalatkan di rumah.
Sebelum Penguburan
Agak berbeda dengan di daerah lain—di daerah Indramayu, masih dalam posisi berdiri mengamini imam yang mendoakan jenazah yang baru disalatkan, ada anggota keluarga yang menyelipkan amplop berisi uang ke saku baju atau langsung ke tangan jamaah – setelah menyalatkan jenazah, ustaz atau amil di pintu keluar masjid membagikan amplop berisi sejumlah uang. Amplop berisi uang itu ditempelkan pada beras yang disimpan di baskom. Secara bergilir, jamaah salat (termasuk di dalamnya keluarga yang meninggal) menerima amplop dari ustaz atau amil. Ustaz atau amil memberikan amplop tersebut sambil mengucapkan kalimat “Tarima fidiyah saemud/dua emud tinggal solat jeung puasa almarhum/almarhumah …. Seandainya jamaah berjumlah seratus orang, ustaz atau amil harus mengucapkan kalimat itu seratus kali pula.
Jamaah yang menerima saemud (baca: satu amplop) adalah orang yang hanya menyalatkan, sedangkan yang menerima dua emud (baca: dua amplop) adalah para pengurus jenazah (tukang ngaweredonan). Mereka yang menerima fidiyah tersebut memiliki “kewajiban” untuk melaksanakan salat hadiah bagi orang yang meninggal.
Apa yang disebut sebagai fidiyah semacam ini ditemukan juga di daerah Majalaya.
Penguburan
Ada “kewajiban” anggota keluarga untuk turun ke liang lahat. Minimal anggota keluarga itu membantu amil menguburkan jenazah. Jenazah dalam posisi miring dihadapkan ke kiblat. Tali kain kafan dibuka. Kain kafan bagian kaki dan muka dibuka sedikit. Ini dimaksudkan ujung kaki dan muka harus disentuhkan ke tanah. Sebelum ditutup dengan bambu atau papan (padung), amil atau ustaz mengumandangkan azan pelan-pelan. Setelah menutup jenazah dengan padung, barulah liang lahat diurug dengan tanah. Lalu, kuburan ditancapi dua papan bernama orang yang meninggal. Sebelah kapala bertuliskan huruf arab dan sebelah kaki bertuliskan huruf latin. Selain nama, yang dituliskan dituliskan adalah tanggal lahir dan tanggal wafat.
Setelah beres penguburan, amil atau ustaz melakukan apa yang disebut talkinan. Talkin sebenarnya menerangkan adanya kehidupan dan kematian yang harus diyakini. Selain itu, isinya adalah nasihat bagi orang yang masih hidup. Setelah talkinan, anggota keluarga melakukan tabur bunga dan siram air dari kendi atau botol.
Tahlilan
Malam pertama setelah penguburan, biasanya dilakukan tahlilan. Acara tersebut dilakukan pada malam ke-1 sampai dengan ke-7 dan ke-40, ke-100, dan ke-365. Orang yang melaksanakan tahlilan adalah jamaah masjid yang sengaja diundang. Pada malam ke-1, ke-3, ke-7, ke-40, ke-100, dan ke-365 jamaah tahlilan dijamu dengan makanan yang cukup istimewa (semampunya keluarga yang meninggal). Malam ke-2, ke-4, ke-5, dan ke-6 jamaah hanya dijamu dengan makanan ringan yang disebut nyaneut atau kalaupun ada makanan berat hanya berupa lontong dan gorengan. Setelah tahlilan pun, biasanya jamaah diberi amplop berisi sejumlah uang (ini pernah juga ditemukan di tengah kota Bandung). Besarnya jumlah uang yang diberikan berdasarkan kemampuan keluarga orang yang meninggal.
Berkaitan dengan kemampuan ekonomi, ada juga keluarga yang mengadakan jojoan.
Jojoan ini adalah tahlilan dan membaca Al Quran yang dilaksanakan di kuburan mulai malam ke-1 sampai dengan malam ke-40. Pelaksana jojoan ini tahlilan dan membaca Al Quran setiap malam mulai pukul 10-an sampai dengan pukul 4-an. Mereka menggunakan lampu patromak untuk penerangan di kuburan. Tentu saja mereka dibayar dengan sejumlah uang yang telah disepakati bersama.
Simpulan
Baik tenaga, pikiran, maupun uang yang diberikan keluarga kepada para jamaah, pada dasarnya menurut mereka untuk kebaikan orang yang sudah meninggal. Mereka menganggap uang yang diberikan bukan upah, melainkan sedekah atas nama almarhum/almarhumah. Wallahu ‘alam bissawab.
© Abdul Hamid M. Sastra
Dikutip dari : radiobarayasunda.com
Kota Setujua Angkot
Tahun 2009 jumlah angkot 5.383 unit dan Angkutan Kota Dalam Provinsi (AKDP) 4.000 unit, dengan 228 trayek yang ada di Kota Bogor. Maka tak aneh jika Kota Bogor dijuluki Kota Sejuta.
Angkot.
Tapi Radar Bogor mencatat, tahun ini jumlah angkot Kota Bogor mencapai 3.412 unit. Jumlah tersebut belum ditambah dengan 4.644 angkot dan angkutan umum luar kota yang setiap harinya melintasi Kota Bogor. Padahal, panjang jalan di Kota Bogor hanya mencapai 625 kilometer lebih.
foto: radar-bogor.co.id/panglimatipurwakarta.wordpress.com/jagatunik.com/mobile.seruu.com
Home »
Apa Anda Tahu
» Lima Keunikan Bogor
Lima Keunikan Bogor
Written By Unknown on Tuesday 25 September 2012 | 05:49
Labels:
Apa Anda Tahu
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !